PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN
Kompetensi Dasar (KD)
3.1. Memahami Kewirausahaan dan wirausaha
4.1. Menganalisa Kewirausahaan dan wirausaha
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Para pembelajar dapat :
3.1.5. Menjelaskan perilaku kerja prestatif dalam jiwa wirausaha
3.1.6. Menjelaskan aspek-aspek kerja prestatif
3.1.7. Menjelaskan sikap Fungsi dan Peran Wirausaha Dalam Perekonomian
Nasional
Nasional
Prosedure dalam Blogger PKK hari ini :
1. Sebelum memulai mempelajari segala sesuatu dalam Blogger ini mulaiLah dengan doa
2. Tonton video yang di sajikan terlebih dahulu lalu para pembelajar bisa melengkapi dengan materi yang di sajikan penulis.
3. Berikan analisa hubungan antar video yang disajikan dengan materi yang ada.
LET'S CHECK THIS OUT THE VIDEO :
Video 1
Video 2
LET'S JOIN TO START OUR LEARNING MATERIAL SUBJECK LESSON
Monggo dibaca dengan apiiiiikkkk yooo !!
KERJA PRESTATIF YANG HARUS
DIMILIKI JIWA WIRAUSAHA
A. MEMAHAMI
PENTINGNYA KERJA PRESTATIF
1. Pengertian Kerja Prestatif
Seorang wirausaha harus berbuat dan bekerja prestatif. Prestatif
artinya seorang wirausaha selalu berambisi ingin maju (Ambition Drive). Ciri
khusus perilaku kerja prestatif adalah ingin selalu maju di segala bidang.
Wirausaha yang kerjanya secara prestatif, memiliki kegemaran dan
kegilaan pada pekerjaan usahanya atau bisnisnya. Di sini seorang wirausaha
memiliki komitmen tinggi terhadap pekerjaannya atau tugasnya dan setiap saat
pikirannya tidak lepas dari usahanya atau bisnisnya.
2. Tujuan dan Manfaat Kerja
Prestatif
a. Tujuan
Kerja Prestatif
Adapun tujuan
menerapkan sikap dan perilaku kerja prestatif, yaitu:
1) Menunjukkan perhatian atas
keharmonisan dalam organisasi perusahaan.
2) Menunjukkan pengertian dan
kebutuhan, tujuan keinginan, dan ide-ide usaha.
3) Meningkatkan komunikasi
timbal balik yang baik dengan staf dan karyawan.
4) Mendelegasikan kekuasaan
dan tanggung jawab, serta mendorong inisiatif dan inovatif.
5) Menciptakan suasana kerja
sama dalam organisasi perusahaan
6) Meningkatkan keuntungan
perusahaan
7) Meningkatkan efisiensi
dalam bekerja
8) Meningkatkan motivasi dalam
bekerja
9) Meningkatkan kreativitas
dan inovatif
10) Mengembangkan ide-ide yang
lebih produktif
11) Meningkatkan kesadaran
tentang kemampuan dan kekuatan mengelola usahanya.
12) Suatu dorongan kesadaran
tentang kemampuan dan kekuatan mengelola usahanya.
b. Manfaat
Kerja Prestatif
1) Meningkatkan kelancaran
proses produksi, distribusi dan konsumsi
2) Meningkatkan sikap tanggap
terhadap perubahan usahanya
3) Meningkatkan prestasi kerja
lebih efektif dan efisien di dalam mengelola usahanya
4) Meningkatkan prestasi kerja
lebih kreatif, inovatif dan fleksibel
5) Meningkatkan prestasi kerja
secara maksimal di dalam usahanya
6) Meningkatkan kerja keras
dan menemukan pemecahan masalah usahanya
7) Meningkatkan kerja dengan
penuh perhatian dan tanggung jawab
8) Mendorong untuk mencapai
keberhasilan di dalam usahanya
9) Meningkatkan produktivitas
dalam organisasi perusahaan
10) Meningkatkan keunggulan
memotivasi di dalam usahanya
11) Meningkatkan komitmen
tinggi terhadap kerjanya
B. PERILAKU KERJA PRESTATIF
Jenis
dan perilaku kerja prestatif yang harus diperhatikan oleh para wirausaha untuk mencapai keberhasilan di dalam mengelola usahanya atau bisnisnya antara lain
meliputi hal-hal berikut ini:
1. Kerja
Ikhlas
Kerja ikhlas adalah bekerja dengan
bersungguh-sungguh, dapat menghasilkan sesuatu yang baik dan dilandasi dengan
hati yang tulus. Contoh: Seorang buruh tani yang bekerja dengan upah yang
pas-pasan, namun tetap bekerja dengan baik melaksanakan pekerjaan dengan tulus
dan semata-mata merupakan pengabdian kepada pekerjaannya yang menghasilkan uang
untuk keperluan hidup keluarga.
2. Kerja
Mawas Terhadap Emosional
Kerja mawas terhadap emosional adalah bekerja
dengan tidak terpengaruh oleh perasaan/kemarahan yang sedang melanda jiwanya.
Seorang pemilik perusahaan, di rumah mempunyai masalah dengan keluarganya. Di
perusahaannya, ada pegawainya yang melakukan kesalahan. Maka sebagai pemimpin
atau pemilik usaha harus dapat membedakan masalah pribadi dengan masalah
pekerjaan. Cara pemecahan masalahnya harus tetap rasional dan tidak emosional.
3. Kerja
Cerdas
Kerja cerdas adalah bahwa di dalam bekerja harus
pandai memperhitungkan resiko, mampu melihat peluang dan dapat mencari solusi
sehingga dapat mencapai keuntungan yang diharapkan.
Perilaku/sikap cerdas dalam melakukan pekerjaannya
menggunakan teknologi yang tepat, menggunakan konsep hitung menghitung, memakai
atau menggunakan bahasa global, pandai berkomunikasi dan pandai pula mengelola
informasi.
4. Kerja
Keras
Kerja keras
adalah dalam bekerja kita harus mempunyai sifat mampu kerja atau gila kerja
untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai. Mereka dapat memanfaatkan waktu yang
optimal sehingga kadang-kadang tidak mengenal waktu, jarak serta kesulitan yang
dihadapi. Dalam bekerja mereka penuh semangat dan berusaha keras untuk meraih
hasil yang baik dan maksimal.
5. Kerja
Tuntas
Kerja tuntas adalah di dalam
bekerja mampu mengorganisasikan bagian usaha secara terpadu dari awal sampai
akhir untuk dapat menghasilkan usaha sampai selesai dengan maksimal.
C. PRINSIP CARA KERJA
PRESTATIF
1. Prinsip Umum Cara Kerja
Prestatif
Pada
dasarnya penerapan kerja prestatif sulit digeneralisasikan, karena sifat masing-masing
calon wirausaha berbeda-beda. Namun, Siverman (1970) telah membuat
prinsip-prinsip cara kerja prestatif secara umum yang sangat berguna, antara
lain sebagai berikut:
a. Proses
perilaku kerja prestatif bila diperkuat dengan respon yang benar
b. Terdapat
banyak macam perilaku kerja prestatif yang kesemuanya memerlukan proses dan
latihan
c. Proses
perilaku kerja prestatif bila dimengerti dan kurang berhasil jika dilakukan
dengan menghafal
d. Persepsi
kerja prestatif ditentukan oleh seberapa baik dan seberapa banyak dapat diserap
dan dapat dilaksanakan
e. Kondisi
motivasional dapat mempengaruhi kerja prestatif, bila pemberian hadiah dapat
memajukan peranan penting di dalam bekerja
f. Pelaksanaan
dalam berbagai bidang usaha atau bisnis, akan mendorong terciptanya perilaku
kerja prestatif
2. Ciri-ciri
Prinsip Kerja Prestatif
Prinsip kerja prestatif sangat tergantung pada kategori sebagai
berikut:
a. Dilligence
(Kerajinan, kerja keras)
b. Dedication
(Pengabdian)
c. Integrity
(Keutuhan, watak)
d. Responsiblenness
(Rasa tanggung jawab)
e. Carefullnes
(Kehati-hatian)
f. Versality
(Keserbabisaan)
g. Innovativeness
(Daya pembaharuan)
h. Cooperativeness
(Semangat kerja sama)
i. Eageerness
to learn besides skill fullness (Hasrat untuk belajar dan kemahiran).
D.
MENERAPKAN PERILAKU KERJA PRESTATIF
1. Azas Pembelajaran
Perilaku Kerja Prestatif
Empat azas pembelajaran yang dapat ditetapkan
dalam perilaku belajar kerja prestatif di lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat, diantaranya sebagai berikut:
a. Belajar teori kerja
prestatif yang diperlukan bagi profesi kewirausahaan
b. Studi khusus adalah
perilaku belajar kerja prestatif dari kejadian di bidang usaha atau bisnis
dalam bentuk seminar-seminar
c. Magang adalah penerapan
perilaku belajar kerja prestatif melalui pembuatan sesuatu. Bila mungkin,
pembuatan sesuatu yang diakui berstandar tinggi.
d. Dimasukannya motivation
training ke dalam program pendidikan kewirausahaan secara kerja prestatif.
2. Komponen Perilaku Kerja
Prestatif
Agar dapat efektif dan efisien membelajarkan
diri sehingga dapat berkembang secara dinamis penerapan kerja prestatif, maka
harus ditanamkan pemikiran. Beberapa komponen perilaku belajar di lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat, yaitu sebagai berikut:
a. Pengajaran Unit
Dari adanya pengajaran unit, akan diperoleh perilaku penerapan
kerja prestatif, diantaranya:
1) Kerja prestatif membuat
perencanaan usaha tau bisnis
2) Kerja prestatif
mengembangkan diri pribadi
3) Kerja prestatif
memecahkan suatu permasalahan dalam berwirausaha
4) Kerja prestatif dalam
magang di berbagai perusahaan
5) Kerja prestatif secara
ilmiah dalam berwirausaha
6) Kerja prestatif
mengembangkan sikap mental berwirausaha
7) Kerja prestatif menjual
dunia kerja, serta perkembangan lingkungannya.
b. Bersikap Dinamis
Bersikap dinamis sangat penting untuk penerapan perilaku kerja
prestatif yang tadinya pasif dan statis menjadi dinamis dan terbuka. Begitu
pula dinammis terhadap inovasi, kreatif dan melatih kepekaan hidup melalui
berwirausaha.
c. Aktivitas Belajar Kerja
Prestatif
Menerapkan perilaku kerja prestatif (selalu ingin maju) dalam
kehidupan keseharian di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat, sekarang
banyak para siswa yang tertarik dan melirik ke profesi wirausaha yang cukup
menjanjikan suatu keuntungan. Para siswa di sekolah menyatakan bahwa mereka
sangat menyenangi kegiatan berwirausaha. Untuk mengantisipasi berwirausaha,
mereka mempersiapkan bekal berupa faktor sikap mental dan menguasai beberapa
keterampilan yang dapat menunjang. Makin banyak kterampilan yang dikuasai oleh
para siswa, maka semakin banyak peluang terbuka untuk membuka lapangan
berwirausaha.
3. Falsafah Menerapkan Sikap
Kerja Prestatif
Agar dapat efektif dan efisien membelajarkan
diri sehingga dapat berkembang secara dinamis penerapan kerja prestatif, maka
harus ditanamkan pemikiran beberapa komponen perilaku belajar di lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat, yaitu sebagai berikut:
a. Untuk mencapai tujuan
yang diinginkan dalam hidup, harus banyak belajar tentang dirinya sendiri.
b. Kegagalan berwirausaha
harus diterima sebagai pengalaman
c. Kekuatan berwirausaha
datangnya dari tindakannya sendiri, bukan dari tindakan orang lain.
d. Resiko kegagalan selalu
ada, tetapi para wirausaha harus menerimanya dan tanggung jawab.
e. Adanya keberhasilan
berwirausaha setelah mengalami kegagalan
f. Harta terbesar untuk
mempertahankan kemampuan wirausaha ialah adanya sikap positif di dalam
berwirausaha.
g. Prestasi total
berwirausaha, ditentukan oleh sikap dan tindakan wirausaha sendiri.
h. Kejarlah tujuan-tujuan
yang berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.
i. Terimalah apa adanya dan
kurangilah kelemahan-kelemahannya.
4. Perencanaan Menerapkan
Perilaku Kerja Prestatif
Perencanaan menerapkan perilaku prestatif
sebagai berikut:
a. Masa Inkubasi
Kalau sudah ada bisnis yang cocok, ide-ide itu dibiarkan
mengendap dulu. Dalam hal ini, tidak langsung dibuatkan rencana agar ide-ide
bisnis itu semaking matang. Perencanaan akan semakin matang dan mantap
andaikata dikerjakan secara prestatif.
b. Analisis Sumber
Perencanaan
Bila dilakukan dengan baik mengenai analisis kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman, berarti telah mengandung bahan-bahan yang
sangat penting untuk perencanaan penerapan perilaku prestatif di dalam bekerja.
c. Sasaran, Realitas dan
Menggairahkan
Selanjutnya sasaran perlu direnungkan, dibayangkan, dan
diidamkan dengan sangat menarik, sehingga dapat menggairahkan niat wirausaha
untuk menerapkan perilaku kerja prestatif. Pada umumnya terdapat dua macam
kegiatan dalam merencanakan penerapan perilaku kerja prestatif, yaitu sebagai
berikut:
1) Kegiatan-kegiatan yang
mencakup keahlian mengguna-kan waktu, tenaga kerja dan peralatan kerja
2) Kegiatan-kegiatan kerja
yang mencakup aspek-aspek bisnis yang dianggap rutin. Hal ini meliputi
menyiapkan laporan keuangan, memonitor, merevisi anggaran, mengelola arus
produksi serta memasarkan produknya.
Penerapan perilaku kerja prestatif dalam
kehidupan keseharian di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan
kebutuhan yang sangat penting dan sangat mendesak. Oleh karenanya diperlukan
berbagai kebijaksanaan yang menyeluruh, seperti pendidikan, keterampilan,
kegiatan kerja, kerja ikhlas, kerja mawas terhadap emosional, kerja cerdas dan
kerja tuntas.
Para siswa di sekolah yang mempunyai keahlian
merupakan calon wirausaha yang berperilaku kerja prestatif dan mempunyai
pendidikan formal. Adapun keahlian pokok yang perlu dimiliki para siswa sebagai
calon wirausaha, yaitu:
1) Keahlian mengenai
penerapan kerja prestatif
2) Keahlian mengenai resiko
persaingan
3) Keahlian mengurus
manajemen usaha
4) Keahlian menawarkan
produk
5) Keahlian berinovatif
dalam produk
6) Keahlian berkreatif dalam
usaha
SUMBER BELAJAR:
1. Tedjasutisna, Ating. 2007. Memahami
Kewirausahaan SMK. Bandung: Armico.
2. LKS Sekawan SMK. Palur:
Cipta Pustaka
SALAM BELAJAR UNTUK
PARA PEMBELAJAR
0 Komentar